Menurut catatan sejarah, Taman Gantung Babilonia dibangun atas perintah Raja Nebukadnezar II sekitar 600 SM. Taman gantung megah seluas empat hektar ini dikenal karena menggabungkan terracing, taman, dan bangunan bertingkat yang didukung oleh pilar-pilar batu bata dan balok kayu. Struktur utamanya adalah menara setinggi sekitar 25 meter yang didukung oleh beranda-beranda melingkar di sekelilingnya.
Taman Gantung Babilonia dianggap sebagai salah satu pencapaian rekayasa dan arsitektur paling menakjubkan di zamannya. Monumen ini melambangkan kemakmuran dan kekuasaan Kerajaan Babilonia di bawah pemerintahan Raja Nebukadnezar II.
Fitur utama taman ini adalah pepohonan dan tumbuhan yang ditanam di atas teras-teras batu besar tersebut. Berbagai jenis pohon, semak, dan bunga diimpor dari berbagai penjuru kerajaan Babilonia untuk ditanam di sini. Tumbuhan langka seperti cemara, pohon cedar, pohon palm, dan pakis diatur sedemikian rupa sehingga menciptakan pemandangan hijau yang indah di tengah padang gurun.
Air juga menjadi elemen penting dalam taman ini. Terdapat kolam-kolam dan air mancur yang dialirkan dari Sungai Efrat melalui sistem irigasi dan akuaduk untuk mengairi kebun tersebut. Air terjun buatan juga dibangun untuk mempercantik taman. Dengan demikian, Taman ini menciptakan suasana taman hijau yang sejuk dan rindang di tengah gurun pasir Babel.
Kisah Dari Alkitab Taman Gantung Babilonia
Taman Babilonia pertama kali disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, khususnya dalam kitab Daniel. Menurut Daniel, Raja Nebukadnezar II dari Babilonia membangun taman ini untuk menyenangkan istrinya Amytis. Amytis merindukan pemandangan perbukitan hijau di Media, tanah airnya, jadi Nebukadnezar membangun taman tersebut untuk mengingatkannya akan rumah.
Taman gantung Babilonia digambarkan dalam Daniel 4:29-30 sebagai berikut:
“Setelah dua belas bulan berlalu, raja berjalan-jalan di atas istana kerajaan di Babel. Lalu baginda berkata: “Bukankah ini Babel yang besar yang telah kudirikan sebagai istana kerajaan dengan kekuatan tanganku sendiri dan untuk kemuliaan martabatku?”
Daniel juga mengisahkan bahwa Raja Baltasar menggunakan perkakas dari Bait Suci di Yerusalem yang dijarah untuk jamuan di taman sebelum kejatuhan Babilonia, seperti yang tertulis dalam Daniel 5.
Jadi menurut Alkitab, Taman Babilonia adalah simbol keangkuhan dan kemewahan Babel yang akhirnya dihukum Tuhan. Cerita ini menjadi contoh kesombongan manusia yang berkuasa tapi tidak mengakui Allah, yang pada akhirnya akan dihukum.
Kehancuran Taman Gantung Babilonia
Taman Gantung Babilonia diketahui hancur pada sekitar tahun 539 SM ketika Kekaisaran Babilonia ditaklukkan oleh Koresh yang Agung dari Persia. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa pasukan Persia menghancurkan dan merobohkan taman gantung ini.
Ada beberapa teori mengapa Koresh memerintahkan penghancuran taman gantung tersebut. Pertama, taman gantung merupakan simbol kejayaan Kekaisaran Babilonia. Dengan menghancurkannya, Koresh ingin menunjukkan bahwa Babilonia telah dikalahkan dan Koresh kini mengendalikan kota itu. Kedua, beberapa sejarawan percaya Koresh ingin membalas dendam atas penaklukan Babilonia terhadap Persia di masa lalu. Ketiga, penghancuran tersebut dimaksudkan untuk mencegah pemberontakan di masa depan dari rakyat Babilonia untuk merebut kembali kekuasaan.
Dengan dihancurkannya taman gantung yang megah ini, maka berakhirlah sejarah kejayaan Kekaisaran Babilonia. Taman gantung tersebut kemudian menjadi reruntuhan dan lambat laun dilupakan. Lokasinya sendiri baru ditemukan kembali oleh para arkeolog ratusan tahun kemudian.
Peninggalan dan Penemuan Arkeologi
Taman Gantung Babilonia telah berakhir tragis, hancur lebur dalam sekejap mata akibat penyerbuan bangsa Persia. Namun beberapa peninggalan penting situs tersebut masih dapat ditemukan hingga kini.
Pada tahun 1899, penjelajah Jerman bernama Robert Koldewey memimpin ekspedisi arkeologi yang menemukan sisa-sisa fondasi batu bata Taman Gantung Babilonia. Ia menemukan Neo-Babylonian blue glazed bricks yang merupakan ciri khas bangunan istana dan kuil Babilonia. Penggalian lebih lanjut mengungkap struktur massive dari batu bata yang diperkirakan sebagai fondasi menara utama dan gerbang masuk taman.
Selain itu ditemukan pula fragmen relief glazed terakota yang menggambarkan pohon-pohon dan binatang. Diduga ini merupakan hiasan dinding di taman tersebut. Terakota lainnya ditemukan berbentuk singa, burung elang dan banteng, diduga penghias air mancur taman.
Penemuan lainnya adalah batu bata bertuliskan prasasti bahasa Akkadia dalam aksara kuneiform. Tulisan ini menceritakan detail pembangunan Taman Gantung oleh Raja Nebukadnezar II. Prasasti ini menjadi bukti otentik akan keberadaan taman legenda tersebut.
Dengan berbagai penemuan arkeologi ini, meski Taman Gantung Babilonia telah musnah, namun peninggalannya tetap memberi petunjuk akan keagungan dan keindahan taman zaman dahulu di Kerajaan Babilonia.
Taman Gantung Babilonia adalah salah satu keajaiban dunia kuno yang paling terkenal. Meskipun hanya dikenal dari deskripsi-deskripsi kuno dan penemuan arkeologi yang terbatas, Taman Gantung ini tetap menjadi subyek imajinasi dan kreativitas yang tiada habisnya.