Kisah Sadis Darya Saltykova, Bangsawan Rusia yang Membantai 138 Pelayannya Demi Kesenangan

Kisah Sadis Darya Saltykova, Bangsawan Rusia yang Membantai 138 Pelayannya Demi Kesenangan

Saltykova dilahirkan di Rusia pada 22 Maret 1730 dengan nama Darya Nikolayevna Ivanova dan dikenal dengan nama sebutan Saltychikha. Ia lahir dari pasangan bangsawan Nikolai Avtonomovich Ivanov dan Anna Ivanovna Davydova atau Tatiana Tutcheva.

Saltychikha menikah dengan bangsawan Gleb Alexeyevich Saltykov, paman dari Nikolai Saltykov. Saltychikha menikah di usia muda, dan ia menjadi anggota keluarga Saltykov yang terkenal saat itu. Dia memiliki dua putra: Theodore yang lahir di tahun 1750 dan Nicholas yang lahir pada 1751. Tapi sayangnya Saltychikha harus menjadi janda diusia 25 tahun. Dengan kematian suaminya, dia mewarisi real estat dekat Moskow yang disebut Troitskoe, tempat dia tinggal bersama dua putranya yang masih kecil dan lebih dari 600 budak. Dia juga memiliki properti mewah di Moskow.

Darya Saltykova Pernah Menjadi Sosok Wanita yang Santun

Darya Saltykova justru dikenal sebagai sosok wanita yang sangat santun, sebagai seorang wanita yang masih muda, ia kerap mengunjungi tempat-tempat suci agama dan meyumbang untuk gereja dan biara. Di usia muda, ia menikahi suaminya Gleb Saltykov, seorang kapten di pasukan kekaisaran Rusia, yang keluarganya adalah seorang filsuf, seniman, politisi, kaya raya, tuan tanah, dan memiliki kekuasaan.

Berbeda dengan Blood Countess lainnya, setidaknya Saltychikha tidak mandi dengan darah atau menyekap budak yang cacat di loteng rumahnya . Tetapi ia tetap termasuk salah satu wanita berhati iblis.

Kekejaman Blood Countess Rusia dimulai, Seperti halnya bangsawan haus darah dari Hungaria Elizabeth Bathory, Saltychikha lebih mengincar gadis gadis berusia 12 tahun sebagai korbannya.

Para korban ini termasuk dalam kategori serf class, sebuah status yang diberikan untuk pekerja antara budak dan pelayan kontrak. Gadis-gadis ini ada untuk melayani tuan mereka – atau nyonya rumah. Dan mereka biasanya tidak mampu membela dirinya jika mendapatkan hukuman atau siksaan. Peluang untuk memperjuangkan keadilan adalah hal yang sulit di Rusia abad ke-18.

Karena itu, para budak wanita ini harus siap menghadapi kegilaan para majikan mereka dengan menanggung resikonya seorang diri. Begitu pula saat mereka berhadapan dengan Darya Saltychikha.

Darya Saltykova dituduh ahli dalam melakukan kekerasannya. Metode dan senjatanya beragam. Dia pernah melemparkan air mendidih ke korbannya, menyimpan kayu gelondongan di setiap kamar untuk memukuli gadis-gadis itu sampai mati, lalu membakar tubuh mereka, dan untuk pelanggaran ringan, ia mendorong gadis-gadis dari atas tangga.

Dia juga suka mengikat budak budaknya dan membiarkannya telanjang dalam cuaca dingin. Atau memasukannya ke dalam sumur dengan kaki diikat, hingga korbannya tenggelam. Hal-hal aneh dirumorkan kerap terjadi.

Darya Saltykova Sering Sekali Membuat Pengakuan Palsu dan Menyalahkan Korban

Darya dengan tega menguliti para pelayannya, menuangkan air mendidih ke mereka, bahkan menginjak-injak perut orang yang sedang hamil.

Suatu hari, seorang pendeta dipanggil ke tanah miliknya untuk memberikan doa terakhir kepada seorang wanita hamil yang sudah meninggal. Wanita hamil itu telah dipukuli dan ditikam hingga mati – beberapa saksi mengatakan perutnya telah diinjak-injak.

Desas desus lainnya juga menceritakan tentang seorang warga desa yang pernah melewati perkebunan milik wanita bangsawan itu dan melihat mayat seorang wanita yang dibuang ditengah malam. Kulit tubuhnya terkelupas dan rambutnya dicabut.

Kemudian, Darya Saltykova beralibi bahwa kemarahan dan kekerasannya itu disebabkan karena kecerobohan para korban dalam menjaga harta bendanya. Namun, karena usia korban korbannya seperti sudah ia targetkan, diduga bahwa gadis gadis muda ini adalah karena pembalasan dendam Saltychikha karena kehidupan pribadinya yang tidak bahagia.

Namun apakah benar itu adalah alasan sebenarnya atau bukan, tapi wanita bangsawan ini memang menumpahkan sisi frustasi dan romantisnya melalui kekerasan. Kekejaman Saltykova tidak memiliki penjelasan sederhana, karena dia akan menjadi marah tanpa alasan yang jelas.

Banyak keluhan kepada pihak berwenang tentang kematian di perkebunan milik Darya Saltykova namun diabaikan atau justru sang pengadu malah mendapatkan hukuman, karena Saltychikha memiliki hubungan baik dengan anggota-anggota pengadilan kerajaan yang berpengaruh.

Akhir Hidup Pembunuh Berantai Darya Saltykova

Laporan orang orang tentang dia yang membunuh budak budak yang bekerja padanya tidak didengar. Namun kelak, diantara pelayannya ada yang berhasil melarikan diri dan mengadu kepada Ratu baru saat itu, dan. Darya Saltykova akhirnya diadili dan dihukum karena membunuh 38 wanita – namun sesungguhnya ada sekitar 100 orang lagi yang menjadi korbannya.

Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebagai pengganti hukuman mati. Hukumannya mengharuskannya dikurung di ruang bawah tanah biara dan dirantai dalam ruangan yang gelap. Sebuah kamar kayu tanpa jendela dibangun untuknya dan berada di bawah penjagaan 24 jam. Di dalam sel penjaranya, yang sangat gelap, Darya Saltykova dijauhkan dari dunia selama 11 tahun.

Usia Darya Saltychikha cukup panjang, ia meninggal di selnya pada 27 November 1801, pada usia 71 tahun, setelah 33 tahun penahanan. Namun beberapa dokumen menyebutkan ia meninggal dunia di tahun 1800.

Baca Juga : Kisah Maria Talarico, Wanita yang Dirasuki Roh Korban Pembunuhan

error: Content is protected !!