Pada tahun 2015, dunia dikejutkan oleh kisah mengerikan seorang nenek di Rusia yang dikenal dengan sebutan “Granny The Ripper”. Kisah ini melibatkan seorang wanita tua bernama Tamara Samsonova, yang terungkap sebagai seorang pembunuh berantai yang telah membunuh dan memutilasi beberapa orang selama bertahun-tahun.
Tamara Samsonova lahir pada tahun 1947 di kota Rusia. Dia tumbuh dalam lingkungan yang sulit, dengan pengalaman masa kecil yang penuh dengan kekerasan dan ketidakstabilan. Namun, pada awalnya, Samsonova terlihat seperti nenek biasa yang menjalani kehidupan yang tenang dan tidak mencurigakan.
Namun, pada tahun 2015, ketika Samsonova berusia 68 tahun, dia ditangkap oleh polisi setelah mayat seorang pria ditemukan di apartemennya. Penemuan ini mengungkapkan kisah mengerikan dibalik kehidupan nenek tampaknya yang tenang dan tidak berbahaya.
Metode Pembunuhan Serta Motif Dari Tamara Samsonova
Samsonova terbukti terlibat dalam serangkaian pembunuhan dan pemutilasian yang mengerikan. Dia menggunakan berbagai metode untuk membunuh korbannya, termasuk menyuntikkan obat tidur dan mencekik mereka sampai mati. Setelah korbannya meninggal, Samsonova akan memutilasi mayat mereka dan membuang bagian-bagian tubuh di tempat yang berbeda.
Motif di balik tindakan mengerikan Samsonova masih menjadi misteri. Beberapa spekulasi mengatakan bahwa dia mungkin menderita gangguan mental yang serius, seperti psikosis atau psikopati. Namun, tidak ada diagnosis resmi yang pernah diberikan kepada Samsonova.
Psikologi di balik tindakan Samsonova juga menarik untuk dipelajari. Bagaimana seorang nenek yang tampaknya biasa-biasa saja bisa menjadi seorang pembunuh berantai yang kejam? Beberapa ahli percaya bahwa pengalaman masa kecil yang traumatis dan lingkungan yang tidak stabil mungkin telah mempengaruhi perkembangan psikologis Samsonova.
Kisah Tamara Samsonova, Granny The Ripper, adalah kisah yang mengerikan dan mengejutkan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa terkadang bahaya bisa datang dari tempat yang tidak terduga, dan bahwa penjahat tidak selalu memiliki profil yang jelas. Kasus ini juga menunjukkan betapa pentingnya memahami psikologi manusia dan pentingnya mendeteksi tanda-tanda gangguan mental yang serius. Semoga kasus ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap orang-orang di sekitar kita.